Pentingnya Pendidikan Sekolah Dasar
Berdasar pada amanat Undang-undang
Dasar 1945, maka pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk
mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga
terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun
serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan di sekolah
dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7 sampai dengan 13 tahun
sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat bagi siswa. Disinilah siswa sekolah dasar ditempa berbagai bidang
studi yang kesemuanya harus mampu dikuasai siswa. Tidaklah salah bila di
sekolah dasar disebut sebagai pusat pendidikan. bukan hanya di kelas saja
proses pembelajaran itu terjadi akan tetapi di luar kelas pun juga termasuk ke
dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam (Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) dijelaskan pengertian pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan
nasional dan pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, dari devinisi tersebut, maka dapat
dijelaskan bahwa pendidikan mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa
atau memotivasi siswa untuk berperilaku baik dan membanggakan. bila dijelaskan
secara spesifik, maka devinisi pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap
dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran atau pembelajaran. atau dapat disimpulkan usaha sadar
untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pengertian pendidikan di sekolah
dasar mempunyai makna yang sama dengan devinisi yang terurai di atas, namun
saja letak audience atau siswanya saja yang membedakannya. Artinya,
bahwa pendidikan di sekolah dasar titik tekannya terpusat pada siswa kelas
dasar antara kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang ketentuan materi dan pokok
bahasannya diatur tersendiri dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran).
Sehingga pendidikan di sekolah dasar dengan ruang lingkupnya mencakup materi ke
SD-an yang diselenggarakan sepanjang hayat sebagai pendidikan lanjutan dengan
tujuan yang sama seperti uraian pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional adalah
mengarahkan berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki
tanggung jawab. Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian
siswa dapat memiliki dan menanamkan sikap budi pekerti terhadap sesama.
Dalam
amandemen, dijelaskan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional yang meliputi tentang
tujuan pendidikan di sekolah dasar, dalam Undang-undang Dasar 1945 disebutkan
sebagaimana berikut.
(1). Pasal 31,
ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang”, (2). Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Tujuan
pendidikan di sekolah dasar, seperti pada tujuan pendidikan nasional, yang juga
telah tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah seperti pada
penjabaran dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Dari kutipan Undang-undang tersebut
di atas sebagaimana landasannya, maka tujuan pendidikan di sekolah dasar
sendiri dapat diuraikan meliputi beberapa hal yaitu, (1). Beriman dan bertaqwa
terhadap TuhanNya, (2). Mengarahkan dan membimbing siswa ke arah situasi yang
berpotensi positif, berjiwa besar, kritis,cerdas dan berakhlak mulia, (3).
Memiliki rasa cinta tanah air, bangga dan mampu mengisi hal yang bertujuan
membangun diri sendiri bangsa dan negara, (4). Membawa siswa sekolah dasar
mampu berprestasi ke jenjang selanjutnya.
Inti pokok
pendidikan sekolah dasar, berupaya menanamkan keimanan terhadap Tuhan sesuai
dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan tentunya siswa dapat
menanamkan sikap yang berakhlak, sopan dan santun antar sesama umat manusia
tanpa membedakan ras, suku, dan agama. Sehingga pada akhirnya siswa dapat
menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi terhadap
bangsa dan negaranya. Pengertian pendidikan di sekolah dasar benar-benar
mendidik dan menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan pada siswa di sekolah dasar
untuk memiliki sikap kebersamaan dalam upaya mencetak generasi muda yang
bertanggung jawab.
LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Pendidikan di sekolah dasar
merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang bergerak di
bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama 6
tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di seluruh
indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia
menjadi seorang individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan
dalam Undang-undang Dasar 1945. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah
dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah materi atau mata pelajaran yang
harus dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain seperti pendidikan agama
(diberikan sesuai dengan agama dan kepercayaan siswa masing-masing, yaitu agama
islam, kristen, katolik, hindu, dan bhuda), pendidikan kewarganegaraan, bahasa
indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika,
pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah
dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan
dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata pelajaran bahasa inggris, bahasa
daerah (sesuai dengan daerah masing-masing), dan baca tulis alquran. Pemberian
materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah mereka
(siswa) tidak terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru
yang hadir di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal
di setiap daerah di seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya
sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman budaya.
Dengan keanekaragaman budaya yang
dimiliki bangsa indonesia itulah maka latar belakang pendidikan di sekolah
dasar indonesia mengacu pada akar budaya bangsa, dimana hal itu dapat
dipertegas berdasar Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5
yang akan di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain mengajar, guru
sekolah dasar juga sebagai pendidik yang berkewajiban untuk selalu menanamkan
kepada anak didik atau siswanya menjadi jiwa dan insan-insan yang menjunjung
budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat undang-undang tersebut di atas.
Alhamdulillah, Hal itu nampak jelas tertanam pada jiwa siswa ketika siswa
bertemu dengan guru di jalan dan menyapa guru tersebut sembari mencuim tangan
guru tersebut. contoh lain dari latar belakang bahwa pendidikan di sekolah
dasar mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan doa sebelum pelajaran
dimulai, menghormati guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong royong
sesama teman dalam bentuk kerja sama, dan masih banyak lagi contoh kasus lain
seperti pemberian materi pelajaran bahasa daerah, berpakaian rapi dan sopan dan
lain sebagainya.
Dari uraian
tersebut di atas, maka pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal
bagi anak generasi penerus bangsa di kemas berdasarkan karakter dan budaya
bangsa yang kemudian ditetapkan melalui kurikulum. kemudian dari kurikulum
inilah roda pendidikan dipacu serta dijalankan.
Sejalan dengan itu, untuk menghadapi
tantangan global dimasa mendatang pemerintah telah menyiapkan dan mencetak
tunas-tunas bangsa untuk menjadi atau memiliki sumber daya manusia yang handal,
tentunya dibarengi dengan berbagai cara dan upaya yang telah banyak ditempuh
pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan kualitas pendidikan di sekolah
dasar di indonesia ini dapat meningkat seiring dengan perkembangan jaman, ilmu
dan teknologi. Salah satu cara yang saat ini telah dilakukan adalah dengan upaya
meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan sebagai sarana sumber belajar
bagi siswa dengan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan gaji pokok bagi
para guru yang sering kita dengar dengan "sertifikasi", dan pemberian
dana BOS untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan pembelajaran di tiap-tiap
sekolah.
Hal-hal
tersebut merupakan bentuk peduli pemerintah terhadap pendidikan. perlu disadari
bahwa pendidikan merupakan tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa
pendidikan menyumbang peran yang sangat signifikan dalam mencetak tunas bangsa
agar nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah tua dengan kepribadian
yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sebagai falsafat bangsa indonesia.
Pada satuan tingkat sekolah dasar,
siswa merupakan anak didik yang perlu untuk di arahkan, dikembangkan, dan
dijembatani ke arah perkembangannya yang bersifat komplek. Maka dari itu
pendidikan di sekolah dasar pada hakekatnya merupakan pendidikan yang lebih
mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut
karena siswa sekolah dasar merupakan anak yang unik dan perlu perhatian. Latar
belakang keunikan mereka terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap,
gerak, dan inteligennya sehingga mempengaruhi perkembangannya.
SEJARAH
PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR
Sekilas potret kelam sejarah
pendidikan di Indonesia, dimulai pada masa penjajahan, jumlah sekolah di
Indonesia ini dapat dihitung dengan hitungan jari. Dan bahkan, sekolah yang ada
pada waktu itu hanya Sekolah Dasar saja. menurut kata Pak Guru waktu saya masih
sekolah dasar sekitar Tahun 1992, Beliau menceritakan bahwa Sekolah pada waktu
itu (masa penjajahan) adanya hanya sampai pada kelas 3. dimana dulunya bukan
bernama sekolah dasar, melainkan sekolah rakyat (SR) yang diperuntukan bagi
warga pribumi. Sekarang, Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah banyak berdiri
bahkan dalam satu desa sudah ada 2 sampai 3 sekolah. apalagi sekolah dasar,
ditambah lagi sekolah yayasan, tinggal milih sekolah mana yang disukai untuk
sekolah. Sekarang, saatnya untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf kualitas
dan kuantitas sekolah sendiri. agar dapat membawa manfaat bagi generasi
selanjutnya yang lebih baik.
Pemberian pendidikan secara non
formal atau formal pada anak bukan hanya dilakukan dalam pendidikan keluarga
saja, akan tetapi pemberian dan pemahaman pendidikan kepada anak yang lainnya
juga bertumpu di tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan
faktor yang sangat penting. Mengapa demikian? Pada tingkat sekolah dasar
inilah, pondasi perkembangan kemampuan berpikir dan belajar anak berpengaruh
dan mempengaruhi pada jenjang yang selanjutnya. Artinya, perkembangan mental,
fisik, serta inteligensi anak terpusat pada usia antara 0 tahun sampai dengan
12 tahun. masa-masa tersebut merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan anak,
baik fisik maupun psikisnya. Oleh karenanya, dimasa sekolah dasar, perlu
diupayakan kepada anak agar dapat leluasa untuk menerima pengetahuannya dengan
sebaik-sebaiknya dan sebenar-benarnya. lingkungan sekolah adalah tempat yang
sangat berpengaruh terhadap potensi perkembangan belajar anak sekolah dasar ke
ranah yang lebih baik seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap
tujuan pendidikan di sekolah dasar maupun di sekolah lanjutan dapat terwujud.
Setiap orang tua pasti menginginkan dan mendambakan anak yang dapat
membanggakan orang tua. Bagaimana dengan anak kita? Anak merupakan generasi
penerus bangsa. Sebagai orang tua tentunya mengharap kelak anak dapat menjadi
penopang hidup yang dapat berguna bagi bangsa, agama, negara dan keluarga.
Disini peran penting sekolah dasar sebagai ujung tombak pencetak keberhasilan
tunas-tunas bangsa yang mampu menghadapi persoalan bangsanya di masa yang akan
datang. Oleh karenanya, di setiap satuan sekolah masing-masing di seluruh
Indonesia, sedikit demi sedikit sudah banyak mengalami perkembangan dan
peningkatan baik dibidang sarana maupun prasarana. Mari dukung program
pemerintah dengan iktikad baik dengan penuh harapan, semoga pendidikan di
negeri yang kita cintai lebih baik hari demi hari.
Pada anak usia sekolah dasar antara
7 tahun sampai dengan 12 tahun, nalar berpikir mereka cenderung ingin tahu dan
mencoba-coba. Hal ini yang mendasari, bahwa di sekolah dasar merupakan pusat
dinamika pendidikan anak yang utama. Anak sekolah dasar akan lebih peka dan
tajam dalam menyerap segala pengetahuannya. Oleh karena itu, agar tahap
perkembangan belajar anak sekolah dasar dapat berjalan dengan optimal,
diperlukan kedisiplinan pembelajaran yang berkesinambungan. Sehingga pada
nantinya perkembangan belajar anak di
sekolah dasar berkembang secara optimal. siapa yang tidak ingin
memiliki anak yang pintar, cakap, kreatif dan juga berakhlak mulia.
Dari kesemuanya, pengertian
pendidikan di sekolah dasar itu merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang
kependidikan yang berupa sekolah tingkat dasar yang mata pelajarannya beragam
dan harus mampu dikuasai oleh siswa. Keberagaman ini menyebabkan siswa harus
lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
tentunya hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mampu merubah paradigma lama
dan membuat paradigma baru yang dapat dan mampu diterima siswa di sekolah dan
juga dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga siswa dan masyarakat beranggapan
bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk belajar dan mencari ilmu saja tetapi
yang lebih penting keberadaan sekolah dapat membawa siswa nyaman, senang, dan
menyenangkan dalam belajar sehingga siswa merasa betah dan menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Dari itu kemudian, diperlukan cara atau upaya menciptakansuasana sekolah dasar yang kondusif bagi terbentuknya integrasi hubungan yang baik antara
sesama warga sekolah seperti yang dimaksud pada uraian di atas.
MENGETAHUI
KEBUTUHAN SISWA DI SEKOLAH DASAR
Sebagai makhluk sosial, yang
dilimpahkan akal, pikiran, rasa, dan karsa oleh Tuhan. manusia tentunya
membutuhkan yang diantaranya makan, minum, pakaian, rumah atau
tempat tinggal. Selain kebutuhan sandang dan papan tersebut, manusia juga
membutuhkan pendidikan sebagai bekal dalam upaya membentuk pengetahuannya dalam
menghadapi permasalahan hidup yang semakin rumit menuju akhir tuanya.
Sejalan dengan itu pula, maka
pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan primer. yang artinya
menunjukkan kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia sejak ia lahir sampai ke
liang kubur. Pendidikan menjadi pedoman diri bagi tiap individu untuk menjalani
hidup yang lebih baik, baik dikehidupan duniawi maupun akhirat.
Melangkah dari
latar belakang tersebut, pendidikan selalu membuat perubahan sejalan dengan
pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Pendidikan sekolah dasar sebagai
lembaga yang mendidik dan memberi bekal pengetahuan di tingkat dasar sebagai
pencetak generasi dan penerus bangsa yang dapat diandalkan dikemudian hari
dalam menghadapi tantangan dan persoalan baik di lingkungan masyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.
Hal itu kiranya perlu dikupas dan
diketahui oleh para guru khususnya, sebagai ujung keberhasilan pendidikan dan
umumnya seluruh jajaran Dinas Pendidikan beserta pemerintah untuk meraih
cita-cita tersebut, membutuhkan pemikiran yang objektif untuk melaksanakannya.
Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengetahui akan kebutuhan
siswa di sekolah dasar. Apa saja kebutuhan siswa di sekolah dasar? Ada dua
aspek kebutuhan, yakni kebutuhan eksternal dan internal.
Kebutuhan
eksternal lebih mengarah kepada kebutuhan peralatan alat-alat sekolah seperti
seragam, buku, tas, sepatu, pensil, dan alat-alat sekolah lainnya. Sedangkan
kebutuhan yang kedua yang juga sangat penting adalah kebutuhan internal.
Kebutuhan ini lebih mengacu kepada semangat yang timbul pada dalam diri siswa
itu sendiri untuk menumbuhkan prestasi belajar, bakat dan minat yang terpendam
pada diri masing-masing siswa untuk lebih terpacu dan termotivasi. Hal ini
berarti membutuhkan bantuan orang lain yang dalam hal ini tentunya adalah guru.
Sekali lagi tugas para guru di sekolah dasar di kelas bukan hanya sebagai
pemberi materi/narasumber atau pengajar saja, akan tetapi lebih dari itu
seorang guru di kelas juga menjadi motivator dan pemberi bimbingan bagi
semangat siswa-siswanya ke arah prestasi yang membanggakan. Oleh karenanya,
bimbingan adalah layanan yang wajib diberikan guru kepada semua siswa di
sekolah dasar dan seyogyanya guru harus mampu mengetahui kebutuhan yang
dibutuhkan siswanya dalam memberikan layanan bimbingan agar tahap perkembangan
belajarnya terlampaui secara baik.
Bimbingan
adalah bentuan yang diberikan kepada individu untuk memperoleh penyesuaian diri
dalam menelaah pengalaman belajarnya yang diperoleh di sekolah agar mencapai
perkembangan yang optimal. bimbingan merupakan suatu proses, dimana bentuk
kegiatannya dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan bukan sebuah
kegiatan yang seketika atau kebetulan. Maka, bimbingan bagi siswa di sekolah
dasar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berencana.
karena pada usia sekolah dasar, merupakan tahap perkembangan yang dinamis,
holistik dan unik. pemberian bimbingan tentunya dengan mempertimbangkan
keragaman dan keunikan individu tersebut. Tidak ada teknik pemberian bimbingan
yang berlaku umum bagi semua siswa. Namun bimbingan ini dimaknai secara
individual yang didasarkan sesuai dengan pengalaman dan tingkat kebutuhan
siswa.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar