Perkembangan E-Commerce

   Electronic Commerce (e-commerce) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet dimana proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet.

Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.



Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini. (wikipedia)

Saat ini, internet telah menjadi salah satu media pemasaran dan penjualan yang murah, cepat dan memiliki jangkauan yang luas hingga menembus batas – batas negara. Seiring dengan booming internet pada akhir 90-an, bermunculanlah berbagai online shop yang menawarkan produk melalui website yang dirancang untuk dapat melakukan transaksi secara online. 
Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan e-Commerce tertinggi di dunia. Beberapa tahun terakhir, makin banyak pelaku usaha, baik perusahaan besar maupun ritel, beralih atau mengembangkan usaha ke arah digital.
Jumlah pelaku e-Commerce akan terus bertumbuh, hal ini diperkuat dengan sejumlah survei lembaga riset teknologi informasi komunikasi dalam dan luar negeri. Demikian diungkapkan Ketua Umum Indonesian E-Commerce Association (idEA), Aulia E. Marinto melalui siaran pers belum lama ini.

"Data Sensus Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, industri e-Commerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar tujuh belas persen dengan total jumlah usaha e-Commerce mencapai 26,2 juta unit," katanya.
Sementara itu, riset global dari Bloomberg menyatakan, pada 2020 lebih dari separuh penduduk Indonesia akan terlibat di aktivitas e-Commerce.
McKinsey dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity’ juga menyebutkan, peralihan ke ranah digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025. Laporan itu menyatakan pula, 73 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui perangkat selular. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah dalam lima tahun ke depan.
"Masifnya penggunaan telepon pintar juga menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan industri e-Commerce di Indonesia," kata Aulia.
Sementara itu, Direktur Digital & Strategic Portfolio Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. (Telkom), David Bangun menambahkan, e-Commerce yang saat ini begitu masif memerlukan dukungan infrastruktur kuat dan luas. Hal itu, menurut dia, menjadi salah satu tanggung jawab Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang telekomunikasi.
"Telkom terus mendukung akselerasi ekonomi digital Indonesia melalui berbagai produk digital seperti Blanja.com dan Melon. Telkom juga bersinergi dengan BUMN lain dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital dengan menggelar karya binaan mereka di marketplace kami,” ujarnya.

Referensi :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar