Kecanggihan teknologi, kemajuan teknologi yang semakin cepat
tidak ada yang tidak mungkin untuk menciptakan dimana kita sebagai manusia
untuk hidup abadi, dan terus menerus membuat teknologi yang semakin canggih.
Setiap orang ditakdirkan akan
meninggal. Dalam hal ini, imortalitas hanya ada di berbagai cerita fiksi ilmiah
serta fantasi. Namun Ilmuwan tetap ingin mengerahkan tenaganya untuk membuat
hal ini berhasil. Hasilnya, secara teoritis ada banyak sekali cara manusia
‘mengingkari’ takdir.
Uniknya, sebenarnya para ilmuwan tak
ingin menemukan teknologi yang membuat manusia bisa hidup selamanya. Ilmuwan
hanya ingin manusia agar punya angka harapan hidup yang sangat tinggi, di mana
berbagai hal yang secara teknis membuat seseorang tak bisa meninggal
diterapkan. Apakah berhasil? Tentu manusia masih tak ingin mengingkari takdir.
Berikut beberapa hal terkait usaha
para ilmuwan untuk membuat manusia jadi imortal, atau paling tidak punya angka
harapan hidup yang tinggi. Berikut ulasannya.
Memperbaiki
enzim Telomerase
Segala sesuatu yang ada di tubuh manusia lama-kelamaan akan memburuk. Mulai dari kulit yang kehilangan elastisitas hingga menjadi keriput, tulang menjadi lemah dan rapuh, dan masih banyak lagi hal lain semacam ini. Hal ini selalu kita anggap wajar karena selama berabad-abad manusia begini adanya. Namun ilmuwan ingin membuktikan kalau sebenarnya hal itu bisa tidak terjadi.
Di akhir kromosom terdapat sebuah
enzim bernama telomerase, yang bertugas menjaga kromosom tetap aman dan tidak
tercerai berai. Ketika muda, enzim ini bekerja dengan baik. Namun seiring
berjalannya waktu, sel makin banyak dan luas, telomerase makin usang dan rusak.
Hal inilah yang menyebabkan penuaan. Jika enzim ini bisa diperbarui, manusia bisa
muda selamanya.
Para ilmuwan telah mengujicoba pada
tikus dan berhasil. Mengingat manusia berbagi DNA yang sama dengan tikus, cukup
masuk akal kalau manusia berpotensi memperlambat atau bahkan menghentikan
proses penuaan. Meski demikian, hal seekstrem ini belum dicoba.
Nanoteknologi
Bayangkan jika ada mesin yang sangat kecil di dalam tubuh manusia, mengambang di aliran darah, dan bertugas untuk menjaga apa yang ada di dalam tubuh kita tetap berjalan sempurna. Benar, konsep ini tak cuma angan-angan, pasalnya metode ini telah diuji coba di MIT oleh para ilmuwan, dengan objek tikus.
Dalam penelitian tersebut, para
ilmuwan menggunakan partikel nano untuk menghancurkan tumor ovarium pada tikus.
Selain itu, pada manusia juga telah diuji coba metode serupa untuk pembekuan
darah.
Hal ini jika diterapkan dengan
jumlah masif pada manusia, tentu akan membuat manusia akan punya angka harapan
hidup lebih lama. Ketika jaringan atau organ terkikis, robot-robot mikro ini
bisa membenahinya. Jika ini benar-benar terjadi, yang mana hal ini telah
dilakukan dalam skala kecil, takdir bisa dilawan.
Organ
yang ‘ditumbuhkan’ di laboratorium
Jika umat manusia sebelum ini kenal istilah kloning, ternyata ilmuwan juga mengembangkan sebuah teknologi berupa organ yang dikembangkan di laboratorium, untuk memasok organ bagi mereka yang membutuhkan. Penelitian tentang ini sudah dijalankan sejak lama mengingat banyak orang yang meninggal karena menunggu donor organ yang sifatnya tidak pasti.
Sama seperti kloning pula, organ
yang dikembangkan di laboratorium ini akan mengandung DNA dari seseorang yang
akan jadi penerima organ ini. Meski demikian, prosesnya agak berbeda dari
kloning.
Organ ini diproduksi dengan
menggunakan 3D printer dengan media biopsi para organ, jadi tetap berupa
sel-sel hidup yang dijaga tetap sehat dengan menggunakan nutrien. Terdapat
keterbatasan karena organ yang diproduksi hanya organ sederhana, yakni kulit,
hati, dan kandung kemih. Namun dengan penelitian yang lebih rumit dan canggih,
organ lebih rumit tentu bisa diproduksi dan manusia bisa makin tinggi angka
harapan hidupnya.
Cryogenics
Dari daftar ini, mungkin Cryogenics adalah cara yang paling terlihat tidak masuk akal. Bagi Anda yang belum tahu, cryogenics adalah membekukan pikiran dan tubuh manusia dan ‘mengawetkannya’ hingga sampai waktu tertentu. Terdengar seperti kisah fiksi ilmiah bukan? Namun tidak, metode ini bahkan telah dilakukan seseorang, yang biasanya didiagnosa dengan penyakit tertentu yang tak ada obatnya, namun ingin tetap hidup.
Cara kerja cryogenics adalah suhu
yang dingin membuat tubuh tidak aktif, sehingga semua fungsi tubuh melambat.
Fungsi otak pun jadi makin rendah yang membuatnya tak butuh banyak oksigen.
Proses metabolisme berjalan dengan sangat lambat, hingga membuat seseorang jadi
layaknya beruang yang sedang hibernasi.
Cara ini telah berhasil untuk
membekukan otak kelinci, dan sang kelinci bisa dibawa hidup kembali dalam
keadaan hampir sempurna. Meski demikian, praktik ini sangat mahal, dan orang
kaya pun akan berpikir dua kali untuk melakukan ini.
Mengonsumsi
ALK5
Di pasaran, banyak sekali krim dan pil anti-aging yang bisa didapatkan. Biasanya dengan harga yang makin mahal, kemampuan pil tersebut makin luar biasa. Namun salah satu inovasi dalam hal anti-ageing yang digadang-gadang terkuat adalah protein ALK5.
Protein ini mampu membuat tikus uji
coba menjadi muda kembali dengan cara agak ekstrem yakni bekerja langsung ke
sel induk. Penyebab sel induk yang menua dan rusak adalah adanya pertumbuhan
TGF-beta1, yang menghalau regenerasi sel induk. ALK5 terbukti mampu untuk
menghalau tumbuhnya TGF-beta1 tersebut.
Penelitian akan hal ini diuji coba
kepada tikus, dan berhasil menumbuhkan otot dan jaringan otak yang rusak dan
menua secara baik. Tentu ada prosedur sangat rumit yang harus dilakukan untuk
bisa mengujinya pada manusia, dengan tingkat keberhasilan yang tidak bisa
diprediksi. Namun ini adalah harapan untuk jadi tetap muda selamanya.
Memprogram
ulang sel
Seorang profesor bernama Juan Carlos Izpisua Belmonte, dani Salk Institute di California, adalah orang yang punya ide untuk memprogram ulang sel agar berhenti menua. Sang profesor menyatakan bahwa penuaan ternyata tak berlangsung satu arah.
Penuaan memiliki ‘kelenturan’ yang
jika dikelola dengan baik, penuaan bisa dibalik. Percobaannya untuk memprogram
ulang sel adalah dengan mengubah sel tersebut menjadi seperti sel induk, sel
universal yang hadir dalam embrio yang dalam berubah jadi tiap sel dalam tubuh.
Percobaan ini dilakukan pada tikus
dewasa yang mengalami progeria, atau penuaan dini yang juga bisa menyerang
manusia. Setelah melakukan program ulang sel, sistem kardiovaskular dan
berbagai organ lain seperti pankreas dan juga jaringan otot tetap berfungsi
dengan baik. Yang lebih mencengangkan, tikus ini akan hidup 30 persen lebih
lama dan tidak akan mengembangkan sel kanker.
Ketika dilakukan kepada tikus dewasa
yang sehat tanpa penyakit, hal yang sama juga terjadi. Hal ini menjadi sebuah
harapan bagi manusia untuk meninggikan angka harapan hidup bagi manusia untuk
lebih produktif. Bahkan menurut sang Profesor, jika berhasil dikembangkan untuk
manusia, angka harapan hidup manusia bisa meninggi hingga umur 108 tahun. Yang jadi
masalah adalah, hal ini masih kontroversial.
Menurut penulis jurnal ini,
Alejandro Ocampu, memang reprogram sel ini bisa membuat sel terlihat lebih
muda. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah sel ini mampu benar-benar
menyebabkan proses peremajaan pada individu tersebut. Prediksi mereka, mengubah
sel tubuh dalam jumlah besar untuk menjadi sel induk, bisa membuat berbagai
kegagalan organ, yang berujung kematian.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar