KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat
menyelesaikan tugas Softskill ini yang berjudul “Manusia & Cinta
Kasih”. Pembuatan penulisan ini menjelaskan tentang Manusia
& Cinta Kasih. Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen Mata Kuliah Ilmu Budaya
Dasar guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah
bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal
dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang
‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara
demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah
nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya.
Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung
jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu
Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik
dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
Pengetahuan Budaya) Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan
yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus bahasa indonesia W.J.S
Poerwa Darminta. Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan, kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Maka, pengertian cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan,
cinta kasih bisa juga diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada
seseorang dan juga disertai dengan menaruh belas kasih.
Victor Hago menyimpulkan, “mati tanpa
cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya
menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan menerima. Yang
paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan material.
Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”. Cinta dapat berlangsung
sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan
seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang
memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung individu itu sendiri
yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.
Pengertian cinta kasih adalah suatu
perasaan ingin memberikan kasih sayang, perlindungan, kenyamanan, kebahagiaan,
dan ketentraman kepada seseorang secara tulus dan ikhlas tanpa ada paksaan atau
tuntutan dan tanpa berharap imbalan apapun. Cinta kasih bersifat universal,
kita dapat memberikan cinta kasih kita kepada siapa saja. Misalkan orangtua,
keluarga, teman, pacar dan orang-orang sekitar.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar
tertentu, yaitu :
1. Pengasuhan : contoh yang paling
menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan
rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
2. Tanggung jawab : dalam arti benar
adalah sesuatu tindakan yang sama sekali sukarela yang dalam kasus hubungan ibu
dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik.
3. Perhatian : yang berarti
memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri
sebagaimana adanya.
4. Pengenalan : merupakan keinginan
untuk mengetahui rahasia manusia.
Dengan keempat unsur tersebut, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan suatu cinta dapat dibina
secara baik.
3 Unsur Dalam Segitiga Cinta
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga
mengemukakan pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur, yaitu :
1. Ketertarikan : adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan
dia, kalau ada janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli hadiah
untuk dia.
2. Keintiman
: adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan
dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.
Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risih, pinjam meminjam baju,
saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan
sebgaianya.
3. Kemesraan : adalah adanya rasa ingin membelai dan
dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan
ungkapan rasa sayang dan seterusnya.
Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu:
1.
Cinta
tingkat tertinggi
Adalah cinta kepada Allah, tak diragukan
lagi bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan
mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan.
Karena ia telah meyakini bahwa dzat
Tuhanlah yang maha sempurna, maha indah dan maha agung. Tak ada satupun selain
Dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman
yang sejati itulah yang harus diikuti karena Dialah yang maha tinggi, maha
sempurna dan maha agung.
2. Cinta tingkat menengah
Adalah cinta kepada orang tua, anak,
saudara, istri atau suami dan kerabat. Hakikat cinta menengah adalah suatu
energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan
seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan.
Karena hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan di antara mereka semakin
akrab.
Berangkat dari perasaan lembut yang
ditanamkan oleh Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk
perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain: seorang
anak terhadap orang tuanya, orang tua terhadap anak-anaknya, seorang suami
terhadap istrinya atau sebaliknya istri terhadap suaminya, cinta seseorang
terhadap sanak saudara dan keluarganya, cinta seseorang terhadap sahabatnya,
atau seorang penduduk pada tanah airnya.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh
cinta menengah ini akan nampak jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan
kasih sayang yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu
tidak akan terbentuk suatu keluarga, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud
asuhan, bimbingan dan pendidikan terhadap anak.
3. Cinta tingkat terendah
Adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. Cinta tingkat terendah adalah
cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah
cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, yaitu:
Ø Cinta kepada
thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
Ø Cinta berdasarkan
hawa nafsu.
Ø Cinta yang lebih
mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat
tinggal.
Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan
diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya atau
ALLAH dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa didapatkan dalam kitab suci
Al-Qur’an.
1.
Cinta
Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri untuk tetap hidup, mengembangkan potensi diri dan
mengaktualisasikan dirinya. Jadi ia mencintai sesuatu yang membuat dirinya
menjadi lebih baik. Dan sebaliknya dia akan membenci sesuatu yang membuat
hidupnya sedih atau terancam mara bahaya.
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu
yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindarkan segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu mereka akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjuhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintan
manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta,
yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala
sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-“Adiyat,
100:8)
Diantara gejala lain yang menunjukkan
kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus-menerus
agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup
lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan atau kemiskinan, ia merasa
putus asa dan mengira ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi. (QS,
Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya
tidaklah terlalu berlebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri
sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan
kepada mereka.
2. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian, ketentraman serta keharmonisan dengan orang lain, setiap manusia
harus menghilangkan sifat egois atau ingin menang sendiri dan juga membatasi
rasa cintanya kepada diri sendiri. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang
yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka terhadap diri
sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor primer bagi
kelangsungan hidup keluarga:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)”
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi
penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan
seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa.
Dengan demikian bumi menjadi ramai, bangsa-bangsa saling mengenal, kebudayaan
berkembang dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju.
Islam mengakui dorongan seksual dan tidak
mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang
menyertai dorongan tersebut. Sebab ini merupakan emosi alamiah dalam siri
manusia yang tidak dilingkari, tidak ditentang ataupun ditekan. Tapi di Islam
hubungan ini hanya boleh dilakukan secara sah yaitu melalui “perkawinan”.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta
keibuan, karna cinta keibuan ini yang palis asli dan terdapat pada diri seorang
ibu terhadap anaknya sendiri karena ibu dan anak mempunyai ikatan fisiologi,
sehingga seorang ibu akan memelihara anaknya dengan penuh hati – hati serta
penuh keibuan dengan cinta kasih yang tanpa pamrih atau belaskasihan.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan ke ibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan
kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor
penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia
setelah meninggal dunia. Ini terlihat jelas dalam do’a Zakaria as, yang memohon
pada ALLAH semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi
keluarga Ya’qub:
“Ia berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku
dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang
diridhai : QS, Maryam, 19:4-6”
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an
diisyaratkan dalam kisah nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak
jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas
rasa kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak:
“……Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak
itu berada di tempat yang jauh terpencil : “Hai…anakku, naiklah (kekapal)
bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. (QS,
Yusuf, 12:48)
Cinta itu nampak pula dalam doa nabi Nuh
as, yang memohon pada ALLAH semoga anaknya selamat:
“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil
berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya
janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya
(QS, Hud, 11:45)”
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam
perhatian seorang bapak pada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang
diberikannya pada mereka, demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.
6. Cinta Kepada ALLAH
Puncak cinta manusia, yang paling bening,
jernih dan spiritual ialah cintanya kepada ALLAH dan kerinduannya kepada-Nya.
tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam tindakan
dan tingkah lakunya, semua tingkah laku dan tindakan ditujukan kepada ALLAH.
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai ALLAH, ikutilah aku, niscaya ALLAH mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu”. ALLAH maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
ALLAH akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini
pun akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan,
semua makhluk ALLAH dan seluruh alam semesta.
Sebab dalam pandangannya semua wujud yang
ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan
kerinduan-kerinduan spritualnya dan harapan kalbunya.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus oleh ALLAH
sebagai rahman bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada ALLAH. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman
dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita
dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar
diseluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan
menuju cahaya petunjuk.
Ayat – Ayat Al-Qur’an Tentang Cinta
1. “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang”. (Al-Fatihah: 1)
2. “Katakanlah (Wahai Rasulullah), Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”. (Ali Imron: 31)
3. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik”. (Ali Imron:14)
4. “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan
mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah
kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai
hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt. adalah pengawas atas kamu”.
(An Nisa: 1)
5. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Ruum: 21)
6. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian
di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah
Swt akan mengkayakan mereka. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha
Mengetahui”. (An Nur: 32)
7. “Dan segala sesuatu kami jadikan
berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (Adz Dzariyaat: 49)
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum
bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar
dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang,
misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih
sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan
hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang
masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi
yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya.
Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena
sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu
keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir
dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan
watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian
orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi
secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang
menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan
sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarganya.
Macam-macam Cinta Kasih Dari Orang Tua
Untuk kasih sayang antara orang tua dan
anak, adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sang anak dalam
masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam – macam
demikian sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif.
Orang tua memberikan kasih sayang baik
moral dan materiil sebanyak- banyaknya. Sang anak hanya menerima dan tidak
memberikan respon. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi takut, kurang berani
dalam masyarakat, tidak berani menyampaikan pendapat, minder, sehingga si anak
tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan
memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara
sepihak, namun orang tua hanya mendiamkan dan tidak membalas perilaku si anak,
tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
Contoh-contoh Tentang Kasih Sayang:
A. Cinta kasih antar orang tua dan anak :
orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai
rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi
orang baik dan berguna di kemudian hari. Terdapat juga sebuah kisah dimana
seorang ibu yang memotong dagingnya untuk dimakan oleh anaknya karena mereka
tidak memiliki makanan dan kisah seorang ayah yang menghisap jari jempol anak
nya yang membusuk dan bernanah agar anaknya tidak merasa kesakitan lagi
B. Cinta kasih antara pria dan wanita :
seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik,
lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian mawar merah, berarti ia
menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
C. Cinta kasih antara manusia : apabila
seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat
kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang
sakit itu.
D. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan :
apabila seorang taat beribadah, menurut perintah tuhan, dan menjauhi
larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan penciptanya.
E. Cinta kasih manusia terhadap lingkungan :
apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan,
tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur,
tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh
cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
Contoh-contoh tentang kasih sayang lainnya
adalah:
A. Sajak asrul sani “Surat Dari Ibu”
mengungkapkan betapa tulus cinta kasih sayang seorang ibu kepada anaknya bukan
dengan memanjakannya melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah agar anaknya
pergi menuntut ilmu ke negri seberang dan mencari pengalaman hidup
sebanyak-banyaknya. Kalau anaknya telah menjadi “orang” barulah ia boleh pulang.
B. “Elang Laut” asrul sani secara simbolik
juga mengungkapkan pengalaman batinya tentang kasih sayang, tanggung jawab dan
pengorbanan yang tulus dari seekor induk elang terhadap anak-anaknya, tanpa
menghiraukan dirinya. Akhirnya sang induk gagal membawakan makanan untuk
anak-anaknya di sarang, karena ditengah jalan setelah terbang mati-matian
melawan badai, ia pun mati dan tenggelam ke dasar lautan. Dan anak-anaknya pun
mati kelaparan di sarangnya.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang
artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik
antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.
Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan merupakan perwujudan kasih
sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra
atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat
menimbulkan daya kreativitas manusia.
Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna
kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara
serius, ia terlempar dari ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang
lain.” Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam
kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro mendut-Pronocitro.
Ada pula, Tingkatan kemesraan dapat
dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi
dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki
kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi
antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal
perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya
semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan
bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan
dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Puisi Tentang Kemesraan
Berasal dari kata mesra yang berarti
sangatlah erat hubungannya. Mesra juga dapat diartikan sebagai suatu proses
hubungan yang erat. Secara istilah, kemesraan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan dimana kita memiliki hubungan yang sangat erat kepada seseorang, dan
kita merasa sangat nyaman bila di dekatnya.
Puisi tentang Kemesraan :
KEMESRAAN
Janganlah kau berlalu.
Tinggalkan aku sepi sendiri.
Biarkan aku dama bersamanya.
Merasakan cinta sesungguhnya.
Kemesraan ...
Datanglah malam ini.
Kembali melepas rindu.
Satukan asaku asanya.
Bercerita tentang cinta.
Kemesraan ...
kutulis puisi ini.
Kupersembahkan padamu.
Walau tak indah syair puisiku.
Inilah gubahan hatiku mengingatkan padamu.
Jangan lupakan aku.
Akankah tercipta kembali.
Kemesraan kita ...
Kebersamaan kita ...
Hari seindah dulu ...
Tiada nama seharum namamu kau adalah tahta hatiku.
Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi
cinta manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga
penghancur segala, bila manusia mengabaikan perintahnya. Karena itu ketakutan
manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu
manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan: “Dan aku
berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku”.
Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa
pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta alam
semesta termasuk pencipta manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk
manusia.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai
cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di
rumah, masjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja, bahkan ditempat-tempat
yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang
dianggap Tuhan. Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin
berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala
dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijksanaan, agar ditunjukkan
jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan
lain-lain.
Pemujaan adalah dimana kita memuja atau
mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai
aspek seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan
yang ada. Seperti pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para
leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi
keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi
penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan
leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu
tuntunan atau bantuan dari leluhur.
Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah
untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua,
kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan
dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan
kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada
Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai
media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang
sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema
mencintai Sang Pencipta.
Dalam seni prosa misalnya banyak cerita
yang mengagungkan nama Tuhan, misalnya roman “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karangan
almarhum Hamka, yang menitikberatkan pada kehidupan agama sebagai latar
belakang cerita. Dalam cerita ini Hamid yang tak tersampaikan cintanya,
meskipun cintanya terbalas, lebih suka mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam
roman ini kita jumpai moral yang tinggi para pelakunya. Kehalusan perasaan
tokoh utamanya Hamid dan Zainab dilukiskan dengan indah oleh penulisnya.
Betapa hancur hati seorang kekasih yang
harus menasehati kekasihnya agar mau menikah dengan orang lain. Padahal
kekasihnya adalah belahan hatinya. Bagaimana orang sampai hati menyerahkan
belahan hatinya kepada orang lain. Pesan ibunya agar melupakan cintanya kepada
Zainab dalam lubuk hatinya karena itu dia lebih suka menjauhkan diri.
Belas Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian.
Dalam surat Yohanes dijlaskan ada tiga
macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah
cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta amor ataue
eros ialah cinta antara pria dan wanita. Perbedaan antara cinta eros dan amor
ini adalah cinta eros sebagai kodrati sebagai laki-laki dan perempuan,
sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis
normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu
cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta
agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk
membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta kepada Tuhan.
Dalam cinta sesama ini dipergunakan
istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya,
cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya. Penderitaan ini
mengandung arti yang luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit
yang dideritanya atau sebagainya.
Jadi kata kasihan atau rahmah berarti
bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain.
Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman?
Kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita
tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian
rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain,
lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa
simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan, sehingga menyebabkan rusak
(menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.
Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka
manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah
perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan
oleh ALLAH SWT.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan
adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang
itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh ALLAH SWT.
Dalam esai on love ada pengertian bahwa
cinta adalah rasa persatuaan tanpa syarat.itu berarti,dalam rasa
belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih.Belas kasihan yang kita
tumpahkan benar-benar dari lubuk hati yang ikhlas.Kalau kita
memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian,itu berarti tidak
ikhlas,berarti ada tujuan tertentu.Hal seperti itu banyak terjadi
dalam masyarakat.
Cara-cara Menumpahkan Belas Kasih
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus
kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan
belas kasihan.yang perlu kita kasihani antara lain: Yatim piatu,
orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar
tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat, masyarakat kita
yang hidup menderita dan sebagainya. Orang –orang itu umumnya menderita lahir
dan batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas kasihan.
Berbagai macam cara orang memberikan belas
kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi.
Ada yang memberikan uang, ada yang
memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
Sungguh, alangkah baiknya jika kita dapat lebih berempati terhadap orang yang
membutuhkan.
Perbuatan atau menaruh belas kasihan
adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang
ikhlas.
Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta
kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu
merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun
terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai
persamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang
saja.
Bila saya kasihi saudara saya, semua anak
saya, disamping itu bahkan saya kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya.
Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis,
yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih
tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal., dan juga barangkali merupakan
bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali d
icampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi
seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan
yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Untuk mereka
intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan
diri, tetapi sekali-kali ukan merupakan nafsu fisis belaka, untuk meredakan
ketegagan yang menyakitkan. Keinginan seksual degan udah dapat dicampuri oleh
tiap-tiap eprasaan yag mendalam, sedangkan cinta kasih merupakan satu
diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untukbersatu secara
seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu menimbulkan khayalan
penyatuan.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
ekslusivitas yangtidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih
keibuan. Sering kita jumpai seapsang orang-orang yang sedang saling mencintai
tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya. Cinta kasih mereka
sebenarnya merupakan egoism dua orang , mereka adalah dua orang yang saling
menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap
orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keitsertaan dengan semua
aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang
mendalam.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar
cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh
mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya
tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat/zaman sekarang,
gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang yang
memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah
keinginan.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa
cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa
cinta kasih erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu,
gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang
tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu,
didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari
Cinta kasih dan sayang.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta
yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah
kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa
yang biasa nya kita pikirkan atau membayangkannya itu selalu bertolak belakang
dari kenyataannya, maka cinta bias saja menimbulkan rasa sakit dan rasa
penderitaan yang jauh lebih luar biasa. Jadi dalam merasakan cinta kasih dan
sayang kepada seseorang harus dijalankan dengan tulus dan berlapang dada.
Bagus artikelnya gan tyty
BalasHapus